Majalah Farmasetika – Sherly Meilianti, presiden grup apoteker muda dunia (Young Pharmacists Group/YPG) federasi apoteker internasional (International Pharmaceutical Federation/FIP) berpesan bahwa prospek Apoteker kedepan bervariasi, harus tetap berkarya dan tingkatkan kualitas untuk bisa bersaing di dunia global.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) memprediksi pada tahun 2030 akan terjadi kekurangan tenaga kesehatan termasuk apoteker.
Prospek apoteker Indonesia
Saat ini, Program Studi (Prodi) Farmasi menjadi terfavorit di SBMPTN 2020 setelah teknik informatika untuk bidang saintek, Sherly pun berpendapat bahwa prospek apoteker ke depannya akan semakin bervariasi terutama di Indonesia.
“Saat ini banyak sekali peluang kerja di mana apoteker dapat berkarya. Apalagi, sebagai tenaga kesehatan yang paling mudah diakses oleh masyarakat, kebutuhan akan apoteker tentunya menjadi semakin jauh lebih tinggi di masa yang akan datang.” ujar Sherly kepada redaksi Majalah Farmasetika (26/4/2020).
Menurutnya, WHO mengestimasi terdapat kemungkinan shortage sebanyak 18 juta tenaga kesehatan di tahun 2030, terutama low dan lower-middle countries yang salah satunya adalah Indonesia.
“Dengan demikian akan sangat penting untuk memastikan bahwa kita memiliki cukup apoteker untuk berkarya dan tentunya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.” kata perempuan yang menyelesaikan S1 dan program apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia tahun 2011.
Sherly menjelaskan bahwa selain kuantitas, tentunya penting untuk kita untuk memastikan bahwa apoteker yang lulus berkualitas dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Selain kualitas dari apoteker yang baru lulus, hal penting lainnya adalah untuk menjaga kemampuan apoteker yang sudah berkarya di dunia kerja. Transformasi apoteker sangat penting dilakukan untuk mendorong apoteker yang telah berkarya untuk terus meningkatkan kompetensinya untuk menjadi apoteker yang kompeten, mudah beradaptasi dan flexible terhadap kebutuhan zaman sebagai contoh adanya teknologi ataupun tantangan tantangan lainnya.” lanjut perempuan yang juga salah seorang pengurus pusat Ikatan Apoteker Indonesia 2018 – 2022.
Pesan untuk apoteker Indonesia
“Saya selalu percaya akan kekuatan self-assessment dan peer-review assessment yang membangun di mana saya menjadi seperti saya saat ini. Menurut saya untuk apoteker di Indonesia, selalulah melakukan refleksi diri dan selalulah mengundang kolega rekan sejawat untuk juga mengevaluasi diri kita. Di sanalah kita akan belajar.” pesan Sherly untuk para apoteker di Indonesia.
“Di manapun apoteker berkarya, saran saya cintailah pekerjaan rekan sejawat dan selalulah berusaha memberikan lebih dari apa yang diminta, disarankan atau distandarkan. Ketika diberikan pekerjaan tambahan di tempat kerja, berpikir positif bahwa hal tersebut adalah kesempatan kita untuk mendapatkan pengalaman dan menjadi jauh lebih baik dalam berkarya. Semakin banyak masalah yang kita hadapi di pekerjaan, akan semakin banyaklah kita belajar untuk mengembangan diri kita. Keterlibatan dalam organisasi juga akan membantu kita mengembangkan diri kita karna di sanalah port-folio praktik kita.” lanjutnya.
“Dan, jika teman – teman mempunyai mimpi, jangan pernah menyerah untuk menggapainya karna kegagalan adalah komitmen untuk memperbaiki diri. Selalu percaya akan diri sendiri dan selalulah terinspirasi dari orang lain!Jayalah Apoteker Indonesia!” tutup Sherly.