Download Majalah Farmasetika

Pentingnya Menjaga Mutu Obat dalam Distribusi Farmasi

Majalah Farmasetika – Obat adalah kebutuhan penting bagi masyarakat, tetapi kualitas dan keamanannya sangat bergantung pada bagaimana obat tersebut disimpan dan didistribusikan. Oleh karena itu, menjaga mutu obat sepanjang rantai distribusi adalah tanggung jawab bersama, mulai dari produsen, distributor, hingga fasilitas pelayanan kefarmasian. Pedagang Besar Farmasi (PBF) memiliki peran utama dalam memastikan bahwa obat tetap berkualitas hingga sampai ke tangan pasien.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Obat

Beberapa faktor utama yang harus diperhatikan dalam menjaga kualitas obat selama distribusi meliputi:

1. Penyimpanan yang Tepat

Obat harus disimpan sesuai dengan standar mutu farmasi dan regulasi yang berlaku. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat antara lain:

  • Suhu dan Kelembaban: Obat tertentu memerlukan suhu khusus agar tetap stabil. Perubahan suhu ekstrem dapat menurunkan efektivitas obat atau bahkan menimbulkan efek samping. Kelembaban yang tinggi juga dapat menyebabkan obat menjadi lembek, berubah warna, atau rusak. Oleh karena itu, penggunaan thermohygrometerpenting untuk memastikan kondisi penyimpanan yang optimal.
  • Paparan Cahaya: Beberapa jenis obat sensitif terhadap cahaya matahari langsung dan dapat mengalami degradasi jika tidak disimpan dengan benar. Oleh sebab itu, obat harus disimpan di tempat yang terlindung dari paparan cahaya yang berlebihan.
  • Tanggal Kedaluwarsa: Obat yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa dapat menjadi tidak efektif atau bahkan berbahaya. Oleh karena itu, sistem First Expired, First Out (FEFO) harus diterapkan untuk memastikan obat yang lebih dekat masa kedaluwarsanya digunakan lebih dulu.

2. Transportasi yang Aman dan Tepat Waktu

Distribusi obat harus dilakukan dengan metode yang menjamin stabilitas dan kualitasnya tetap terjaga. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam transportasi obat meliputi:

  • Memastikan metode pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan obat, baik melalui darat, laut, atau udara.
  • Menghindari kesalahan dalam pengiriman, seperti pengantaran ke alamat yang salah atau keterlambatan distribusi.
  • Menggunakan pendekatan berbasis risiko dalam merencanakan rute transportasi untuk meminimalkan potensi kerusakan obat selama perjalanan.
Baca :  Keri Lestari Berhasil Kumpulkan Suara Terbanyak Ketua Kolegium Farmasi

Kesimpulan

Penerapan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) sangat penting untuk memastikan mutu obat tetap terjaga selama proses distribusi. PBF memiliki peran strategis dalam menjaga kualitas obat dengan menyediakan fasilitas penyimpanan yang sesuai dan memastikan transportasi dilakukan dengan metode yang tepat. Dengan memperhatikan faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, cahaya, serta sistem kedaluwarsa yang baik, mutu obat dapat terjaga sehingga manfaatnya tetap optimal bagi masyarakat.

Referensi:

  • BPOM RI. 2020. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta: BPOM.
Share this:

About Luzhny Azzahra

Check Also

fda

FDA Menyetujui Vimseltinib untuk Pengobatan Pasien Dewasa dengan TGCT Simptomatik

Majalah Farmasetika – FDA telah menyetujui vimseltinib (Deciphera Pharmaceuticals) untuk pengobatan pasien dewasa dengan tenosynovial …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.