3. ADVANCE (2009)
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun informasi dari UKPDS untuk menentukan apakah target HbA1C ≤6,5% yang lebih intensif akan menghasilkan manfaat lebih besar dalam menurunkan risiko penyakit vaskular dan menyelidiki manfaat pengendalian tekanan darah lebih lanjut pada pasien diabetes.
Penelitian acak terkontrol pada lebih dari 11.000 pasien DT2 ini dilaksanakan pada 215 pusat pengobatan di 20 negara dengan durasi tindakan rata-rata 5 tahun.
Pada akhir periode perlakuan, nilai HbA1C rata-rata 6,5% pada kelompok kontrol-intensif dan 7,3% pada kelompok kontrol-standar. Pada kelompok perlakuan-intensif, terdapat penurunan 10% yang signifikan secara statistik pada keseluruhan kejadian penyakit makrovaskular dan mikrovaskular. Penyebab utama penurunan ini yaitu 21% penurunan relatif risiko neropati baru atau yang memburuk; tidak terdapat bukti penurunan kejadian penyakit makrovaskular.
Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok tersebut dalam hal tingkat kematian, tetapi kebutuhan rawat inap dan hipoglikemia berat lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol-intensif.
Untuk analisis tekanan darah, penggunaan perindopril dan indapamid menunjukkan penurunan risiko kejadian penyakit-penyakit vaskular utama dan tingkat kematian, terlepas dari tekanan darah awal.
Kesimpulan
Kontrol glikemik intensif yang menargetkan HbA1C ≤6,5% menunjukkan hasil yang lebih baik pada kejadian mikrovaskular, tetapi tidak memberikan pengaruh pada kejadian makrovaskular pada pasien-pasien DT2. Peningkatan kebutuhan rawat inap dan hipoglikemia berat merupakan komplikasi yang potensial pada kontrol intensif.
4. ACCORD (2008)
Penelitian ini dirancang untuk menentukan apakah strategi terapi yang menargetkan HbA1C <6% akan menurunkan tingkat kejadian penyakit kardiovaskular (dibandingkan HbA1C 7% hingga 7,9%) pada orang dewasa penderita DT2 atau menyebabkan penyakit kardiovaskular atau faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya.
Sejumlah 10.251 pasien laki-laki dan perempuan (rata-rata berusia 62 tahun, median HbA1C 8,1%) secara acak dimasukkan ke dalam kelompok terapi intensif atau kelompok terapi-standar.
Median HbA1C yang stabil pada 6,4% dan 7,5% diperoleh pada kedua kelompok pada 1 tahin dan menetap selama periode perlakuan. Setelah sekitar 3,7 tahun perlakuan, penelitian dihentikan lebih awal karena kontrol glikemik intensif menyebabkan peningkatan tingkat kematian akibat secara keseluruhan dan akibat kardiovaskular. Dibandngkan dengan kelompok terapi standar, kelompok terapi intensif juga menunjukkan laju hipoglikemia, peningkatan berat badan, dan retensi cairan yang lebih tinggi secara signifikan.
Kesimpulan
Target glikemik yang lebih intensif (HbA1C <6,0%) meningkatkan tingkat kematian dibandingkan kontrol standar (7%; 7,9%)
5. VADT (2009)
Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan pada pasien-pasien DT2 menentukan pengaruh terapi glikemik intensif terhadap kejadian penyakit makrovaskular dan mikrovaskular, tetapi hasilnya berupa hasil keseluruhan. VADT membandingkan lebih lanjut pengaruh kontrol glukosa intensif dan standar terhadap kejadian kardiovaskular.
Dari Desember 2000 hingga Mei 2003, 1791 pasien (usia rata-rata 60,4 tahun, HbA1C rata-rata 9,4%) dilibatkan dalam penelitian ini, dengan akhir pengamatan pada 30 Mei 2008. Partisipan diacak ke dalam kelompok kontrol glukosa standar dan intensif.
Pada waktu pengamatan 5,6 tahun, kelompok terapi-intensif memiliki HbA1C lebih rendah dibandingkan kelompok terapi standar (6,9% vs 8,4), tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang ditemukan selama waktu hingga kejadian kardiovaskular pertama muncul. Pengaruh minimal terhadap komplikasi mikrovaskular teramati pada kelompok kontrol intensif.
Efek samping yang paling banyak terjadi yaitu hipoglikemia, dengan lebih banyak episode secara signifikan terjadi pada kelompok terapi intensif daripada kelompok terapi standar.
Pada analisis post-hoc, pengobatan intensif menghasilkan perbaikan pada tingkat kematian jika dimulai dalam 15 tahun periode awal diagnosis diabetes, tetapi kurang bermanfaat dan kemungkinan berbahaya pada pasien diabetes dengan durasi yang lebih lama.
Kesimpulan
Kontrol glikemik intensif memiliki pengaruh minimal terhadap kejadian makrovaskular dan mikrovaskular pada DT2, meskipun memiliki manfaat pada pasien dengan durasi penyakit yang lebih singkat.
6. 10 Tahun Studi Lanjutan UKPDS dan VADT (2008, 2015)
Studi lanjutan UKPDS selama 10 tahun memeriksa 7 sejumlah hasil klinis spesifik pada basis tujuan-terhadap-pengobatan.
Terlepas dari tidak adanya perbedaan HbA1C antar-kelompok pada 1 tahun, penurunan risiko mikrovaskular lebih lanjut teramati selama 10 tahun pengamatan lanjutan. Selain itu, penurunan risiko kematian akibat infark miokard dan kematian secara keseluruhan juga teramati. Manfaat lanjutan setelah terapi metformin juga teramati pada pasien-pasien dengan berat badan berlebih.
Dalam pengamatan lanjutan VADT selama 10 tahun, kelompok terapi intensif secara signifikan memiliki risiko yang lebih rendah dalam waktu hingga kejadian kardiovaskular utama pertama muncul dibandingkan kelompok terapi standar. Tidak terdapat penurunan yang teramati pada hasil sekunder tingkat kematian akibat kardiovaskular dan secara keseluruhan.
Kesimpulan
Terdapat manfaat terhadap kardiovaskular dengan terapi glikemik intensif pada 10 tahun pengamatan lanjutan, tetapi tidak terdapat penurunan tingkat kematian akibat kardiovaskular.
Klik halaman berikutnya >>