Farmasetika.com – Antikoagulan yang banyak digunakan dimungkinkan memiliki manfaat perlindungan untuk kanker, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine.
Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K dari kelas enantiomer yang pertama kali dipasarkan sebagai bahan terapi anti-koagulan sejak tahun 1954.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyelidiki hubungan antara penggunaan warfarin dan kejadian kanker untuk menentukan apakah warfarin memiliki potensi antikanker.
Penelitian tersebut merupakan studi kohort berbasis populasi dengan analisis subkelompok, menggunakan data dari Norwegian National Registry, Norwegian Prescription Database, dan Cancer Registry of Norway.
Kelompok ini dibagi menjadi 2 kelompok pengguna warfarin dan tanpa warfarin, dengan subkelompok menjadi individu yang menggunakan warfarin untuk atrial fibrillation.
Penggunaan warfarin dalam penelitian ini didefinisikan sebagai resep minimal 6 bulan dan paling tidak 2 tahun dari resep pertama untuk diagnosis kanker.
Dari 1.256.725 peserta dalam kohort, yang mencakup semua orang yang tinggal di Norwegia antara 1 Januari 2006 dan 31 Desember 2012, dan yang lahir antara 1 Januari 1924 dan 31 Desember 1954, hampir 11% menderita kanker, 7,4% diklasifikasikan sebagai pengguna warfarin, dan 92,6% diklasifikasikan sebagai non-pengguna. Sebagian besar pengguna warfarin didominasi laki-laki yang lebih tua.
Para periset mencatat bahwa pengguna warfarin memiliki 16% penurunan risiko semua jenis kanker, dibandingkan dengan pengguna yang tidak merokok.
Penggunaan dikaitkan dengan 31% penurunan risiko kanker prostat, 20% mengurangi risiko kanker paru-paru, dan berisiko 10% lebih rendah terkena kanker payudara. Di subkelompok, individu yang menggunakan warfarin memiliki risiko kanker yang lebih rendah secara keseluruhan, dan cenderung mengalami kanker prostat, paru-paru, payudara, dan usus besar.
Pada model kanker, warfarin menghambat pensinyalan GAS6-AXL dan menghambat tumorigenesis, yang menekan kekebalan antitumor, menurut penelitian ini.
Para peneliti mencatat bahwa hubungan yang diamati antara penggunaan warfarin dan kejadian kanker yang lebih rendah kemungkinan disebabkan oleh surveilans imun antitumor yang disempurnakan untuk kanker awal.
Secara keseluruhan, para peneliti menyimpulkan bahwa temuan mereka mungkin memiliki implikasi penting untuk memilih obat untuk pasien yang membutuhkan antikoagulan. Meskipun data menunjukkan kemungkinan perlindungan kanker, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi pengamatan ini sepenuhnya.
Sumber :
Haaland GS, Falk RS, Straume O, et al. Association of warfarin use with lower overall cancer incidence among patients older than 50 years. JAMA Intern Med. 2017; doi:10.1001/jamainternmed.2017.5512.