Download Majalah Farmasetika

Pelayanan Kefarmasian Selama Pandemi Covid-19 di Puskesmas Wilayah Kabupaten Tegal

Pelayanan Kefarmasian Selama Pandemi Covid-19 di Puskesmas Wilayah Kabupaten Tegal

Pharmacy services during pandemic Covid-19 of Tegal District Community Health Centers (CHCs)

Risqi Antoni

Apoteker Penanggungjawab UPTD Puskesmas Kedungbanteng,

Jl. Raya Tonggara No 2 Kabupaten Tegal

E mail : risqi.tegall@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan kefarmasian harus melakukan penyesuaian selama pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan pelayanan kefarmasian selama pandemi Covid-19, baik dari pemberi layanan maupun layanan yang diberikan. Metode penelitian ini menggunakan metode survey dan merupakan metode deskriptif dari 17 puskesmas di wilayah Kabupaten Tegal. Hasil penelitian yang diperoleh 100% pemberi layanan kefarmasian menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), 70.6% menjadi pengelola APD di Puskesmas, 100% ruangan farmasi sudah menerapkan protokol kesehatan, 17.6% indikator waktu tunggu pelayanan kefarmasian berubah. Kesimpulan terjadi perubahan pelayanan kefarmasian di Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal.

Kata kunci: Pelayanan Kefarmasian, Puskesmas, Covid-19, Kabupaten Tegal,

ABSTRACT

Pharmaceutical services should make adjustments during the Covid-19 pandemic. This research aims to determine the change of pharmacy services during the Covid-19 pandemic, both the service provider and the service provided. This method of research is using survey method and is a descriptive method of 17 Community Health Centers (CHCs) in Tegal district. The results of the study obtained 100% of the pharmaceutical service provider using personal protective equipment (PPE), 70.6% being an APD manager in Community Health Centers (CHCs), 100% pharmaceutical room already implementing health protocol, 17.6% of the pharmacy service waiting time indicator changed. In conclusion, there is a change in the pharmacy service in Tegal District Community Health Centers (CHCs).

Keywords: Pharmaceutical services; Community Health Centers (CHCs); Covid-19; Tegal District;

PENDAHULUAN

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat dimana unit merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja [1].

Berdasarkan kajian yang ada, hanya 20% pasien terinfeksi yang memerlukan perawatan di rumah sakit, sedangkan 80% yang karantina mandiri dan isolasi diri dirumah yang hal ini merupakan tugas Puskesmas bersama lintas sektor yang terlibat sebagai Tim Satgas COVID-19 Kecamatan/Desa/Kelurahan untuk melakukan pengawasan. Pelayanan terkait kasus COVID-19 di Puskesmas dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan lainnya. Hal ini mengingat ada pelayanan esensial/primer yang harus tetap diberikan kepada masyarakat seperti pemeriksaan ibu hamil, pemberian imunisasi pada balita, pemantauan tumbuh kembang anak dan lain sebagainya termasuk pelayanan kefarmasian [2].

Baca :  Apakah Metformin Mengurangi Risiko Kematian pada COVID-19?

Pelayanan kefarmasian harus melakukan penyesuaian selama pandemi Covid-19 untuk meminimalisir resiko paparan saat melakukan pelayanan kefarmasian pada masyarakat.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perubahan pelayanan kefarmasian selama pandemi Covid-19, baik dari pemberi layanan maupun layanan yang diberikan. [3]

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan dengan menggunakan metode survey dan merupakan metode deskriptif [4]. Penelitian ini dilakukan di 17 Puskesmas dari 29 Puskesmas di Kabupaten Tegal. Data yang diperoleh merupakan data primer yang didapat dari google form yang disebarkan pada tiap Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal.

HASIL DAN DISKUSI

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 Juni 2020 dengan jumlah responden 17 Apoteker Penanggungjawab di 17 Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal. Dari google form yang disebarkan terdapat beberapa point jawaban yaitu :

  1. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) :

Semua pemberi layanan kefarmasian memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti yang terlihat pada diagram 1. Tetapi terdapat variasi penggunaan APD seperti yang terlihat pada diagram 2, dimana semua tenaga kefarmasian menggunakan masker bedah tetapi tidak semua memakai sarung tangan, gaun, faceshiled,kacamata google dan sepatu boots. Hal ini sudah sesuai dengan petunjuk teknis APD Kemenkes RI dengan masuk dikategorikan di lokasi “Ruang Tunggu” dan kategori di lokasi “Ruang Konsultasi dengan aktivitas Tanpa Pemeriksaan Fisik”.

  1. Pengelola Alat Pelindung Diri (APD)

Sebagian besar Apoteker di Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal mendapat tugas tambahan sebagai pengelola Alat Pelindung Diri (APD) yang ada di Puskesmas seperti yang terlihat pada diagram 3. Hal ini sudah sesuai dengan Juknis Pelayanan Puskesmas selama pandemi Covid-19 dimana Petugas farmasi berkoordinasi dengan program terkait melakukan penyesuaian kebutuhan obat dan BMHP termasuk APD dan Desinfektan serta bahan untuk pemeriksaan laboratorium COVID-19 (rapid test, kontainer steril, swab dacron atau flocked swab dan Virus Transport Medium (VTM).

  1. Penerapan Protokol Kesehatan Covid-19

Semua ruang farmasi di Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal sudah memakai penghalang atau pembatas plastik bening untuk meminimalisir droplet yang keluar dari pasien, selain itu juga dilakukan physical distancing dengan jarak minimal 1 meter dengan pasien. Seperti terlihat pada diagram 4.

  1. Indikator Waktu Tunggu Pelayanan Kefarmasian

Waktu tunggu pelayanan kefarmasian mengalami perubahan di sebagian kecil Puskesmas saja, tetapi sebagian besar Puskesmas tidak merubah indikator waktu tunggu pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar waktu tunggu Kepmenkes No 129 tahun 2008 yaitu waktu tunggu non racikan < 30 menit dan racikan < 60 menit. Bisa dilihat pada diagram 5.

Keterbatasan yang terjadi dimasa pandemi Covid-19 membuat peneliti tidak bisa melakukan observasi secara langsung ke Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal sehingga penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan di dalamnya.

Baca :  Regulator India Setujui Vaksin COVID-19 Berbasis DNA Pertama di Dunia

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan diskusi disimpulkan bahwa terjadi perubahan pelayanan kefarmasian di Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal, baik pada pemberi layanan kefarmasian seperti pemakaian APD, menjadi pengelola APD dan juga layanan kefarmasian yang diberikan seperti penerapan protokol kesehatan dan perubahan indikator waktu tunggu.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada teman sejawat Apoteker Puskesmas wilayah Kabupaten Tegal yang sudah mengisi google form yang peneliti sebarkan.

REFERENSI

  1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. 2016.
  2. Shinta LH, Nabil CG, Anjar MK, Githa FK. Pengaruh Keberadaan Apoteker terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas. Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto; 2017.
  3. Anggraeni, Ratih. Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Medan: STIKes Imelda Medan; 2018.
  4. Puspita SD, Tiara MK, Ni Made AN. Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016. Magelang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang; 2017.
  5. Magdalene, Engko Sosialine. Standar Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Manajemen Penanganan Covid-19. Jakarta: Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI; 2020.
  6. Wibowo, Bambang. Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi Covid-19. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI; 2020.
  7. Yurianto, Achmad. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI; 2020.

DIAGRAM

Diagram 1 Presentase Penggunaan Alat Pelindung diri

 

Diagram 2 Jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan

 

Diagram 3 Presentase Apoteker yang menjadi pengelola APD

 

Diagram 4 Presentase Ruang farmasi Yang Menerapkan Protokol Kesehatan

 

Diagram 5 Presentase Puskesmas Yang Merubah Indikator Waktu Tunggu

Keterangan Editor : Artikel ini disubmit ke Majalah Farmasetika edisi khusus pada 24 Juni 2020, namun karena belum bisa memenuhi standar jurnal Majalah Farmasetika Sinta 3, maka diterbitkan di Edisi Reguler Majalah Farmasetika April 2021.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this:

About Risqi Antoni

PNS Apoteker Penanggungjawab di UPTD Puskesmas Kedungbanteng Kabupaten Tegal

Check Also

Studi Menemukan Sekitar 25% Wanita Hamil Tidak Mendapatkan Asam Lemak Omega-3 yang Cukup

Majalah Farmasetika – Tak kurang dari seperempat wanita selama kehamilan tidak mendapatkan jumlah asam lemak …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.