Majalah Farmasetika – Setiap daerah di Indonesia tentunya memiliki ciri khas tersendiri yang menjadikan keberagaman pemersatu bangsa.
Hal ini mendorong Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) untuk memunculkan jati diri apoteker dengan ciri khas keberagaman sesuai daerahnya masing-masing.
Dimulai dari PD IAI Banten, dengan maskot badak bercula satu bertuliskan Apoteker Banten Jawara menjadi ciri khas jati diri apoteker asal Banten.
“Alhamdulillah saat ini jadi ciri khas dari PD Banten, disusul dengan PD lainnya, karena semua PD pasti punya ciri khas yang bisa diangkat” tutur apoteker Yusransyah, M.Sc., Wakil Ketua I, PD IAI Banten kepada Majalah Farmasetika (3/8/2020).
Menurutnya, badak bercula satu melambangkan fauna identitas Banten yang menjadi warisan dunia. Jawara atau juara merupakan istirah histori dari identitas masyarakat Banten yang pandai, terampil, unggul fisik dan mental serta patuh pada ulama.
“Harapannya seluruh Apoteker Banten dapat memunculkan dan meningkatkan kompetensi, keunggulan dan spesialisasinya dalam pekerjaan dan pelayanan kefarmasian, yang kuat fisik dan mental, cerdas, berakhlak mulia serta patuh pada peraturan yang ada, dalam satu kesatuan PD IAI Banten” tutup Yusran.
Sementara itu, PD IAI Jawa Barat (Jabar) merilis maskot barunya yakni “Apoteker Jawa Barat Motekar”.
Ketua PD IAI Jabar, apoteker Catleya Febrinella, MM., S.Si menjelaskan bahwa apoteker Jabar semakin kreatif, gigih dan banyak akalnya. Mampu berinovasi tidak terus berada dalam zona nyaman.
“Kami ingin saling bergandengan untuk terus berkarya, bermimpi, bekerja keras, berjuang dan memiliki sikap yang pantang menyerah dalam bertahan maupun menaklukkan hidup. Sesuai dengan makna kata MOTEKAR dalam bahasa sunda.” Jelas Catleya dihubungi lewat telpon (3/8/2020).
Catleya menambahkan bahwa simbol Jabar dihadirkan untuk memberikan semangat kebersamaan dan keyakinan akan ketangguhan dan kemampuan menjaga nama baik profesi dan organisasi nya.
“Yakin akan semangat dan jiwa kepemimpinan yang dimiliki dan disegani karena etika dan prilakunya.” Tutup Catleya.