Download Majalah Farmasetika
Sumber : Kemenkes RI
Sumber : Kemenkes RI

Kemenkes Mulai Aktifkan Sistem Kontak Tracing COVID-19 di Tingkat Desa

Majalah Farmasetika – Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI berupaya untuk memenuhi anjuran WHO untuk kontak tracing 1 pasien kasus konfirmasi positif terhadap 30 orang yang pernah kontak dengan pasien positif tersebut. Kemenkes akan melibatkan tenaga Contact Tracer oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas di tingkat Desa.

Hilangkan stigma pengucilan dalam isolasi mandiri

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD mengatakan pelaksanaan isolasi mandiri masih terkendala beberapa hal di masyarakat. Kendala tersebut di antaranya munculnya stigma bahwa orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan sedang isolasi mandiri akan dikucilkan.

”Salah satu kendalanya yang biasa di masyarakat adalah stigma stigma dari masyarakat yang masih kental kalau itu (orang positif COVID-19) akan dikucilkan oleh tetangga sekelilingnya,” kata dr. Dante pada Kick Off Simulasi Contact Tracing oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas di Kantor Kelurahan Krukut, Jakarta Barat, Kamis (25/2).

Salah satu tugas dasar tracer selain mencari kasus yang mungkin ditimbulkan akibat terinfeksi karena kontak erat juga memberikan edukasi sehingga pasien pasien yang isolasi mandiri tidak merasa dikucilkan.

‘Kita harus membuat budaya baru bahwa kegiatan kontak tracing adalah kegiatan yang membuat pasien atau keluarga atau masyarakat tidak merasa dikucilkan kalau terkonfirmasi COVID-19,” tutur dr. Dante.

Minimal 30 data kontak erat dari 1 pasien positif

Selain pelacakan kontak, tambah dr. Dante, Contact tracing adalah kegiatan untuk melakukan sosialisasi secara komunal. Jadi, menurutnya, apa yang dilakukan pada kegiatan tracing ini adalah salah satunya memberikan dampak positif pada masyarakat secara komunal.

WHO menargetkan 1 pasien kasus konfirmasi positif harus dilakukan kegiatan tracing terhadap 30 orang yang pernah kontak dengan pasien positif tersebut. Sebab tidak semua kasus COVID-19 mempunyai gejala.

Baca :  Kadar Antibodi Menurun Dalam 3 Bulan Setelah Covid-19 Booster

”Yang berbahaya itu yang tidak mempunyai gejala karena mempunyai potensi untuk menularkan kepada masyarakat sekeliling. Kalau ini tidak dihentikan segera maka yang akan kita dapatkan adalah kenaikan kasus terus,” ucap dr. Dante.

Kenaikan kasusnya positif ini akan berbahaya kalau mengenai orang berisiko tinggi dengan komorbid. Kegiatan tracing ini untuk melakukan penguatan agar arus pasien COVID-19 di rumah sakit menjadi berkurang karena kasus akan ditemukan lebih dini.

Mulai hari ini akan dilaksanakan contact tracing di tingkat desa di seluruh Indonesia terutama di wilayah Jawa Bali. Metode contact tracing ini, lanjut dr. Dante, adalah tulang punggung dalam upaya mengatasi COVID-19. Di samping melakukan evakuasi pada kelompok-kelompok yang kemungkinan tertular, juga mensosialisasikan jangan sampai mengucilkan orang yang sedang isolasi mandiri.

Danramil Taman Sari, Jakarta Barat Mayor Inf Zulkarnaen Galib menyambut baik kebijakan pemerintah untuk melakukan contact tracing tingkat desa. Pihaknya bersama-sama akan menindaklanjuti apa yang menjadi kebijakan dari pemerintah.

”Yang kami lakukan adalah kami mensinkronkan data data apa yang sudah ada dilakukan dari teman-teman jajaran dinas kesehatan baik Puskesmas kelurahan atau Puskesmas kecamatan dan selanjutnya data tersebut dishare baik itu ke Polres maupun ke Danramil,” tutur Mayor Galib.

Dibantu aplikasi

Pihaknya sudah membuat aplikasi untuk membantu mempermudah Babinsa dan Bhabinkamtibmas sehingga data-data yang ada baik dari Puskesmas Kecamatan maupun kelurahan menjadi sinkron.

”Data-data tersebut juga akan menjadi salah satu sumber yang membantu kami jajaran di wilayah untuk bagaimana caranya masyarakat yang terpapar COVID- 19 bisa terkontrol,” katanya.

Sumber :

WAMENKES SEBUT TUGAS CONTACT TRACER HILANGKAN STIGMA PENGUCILAN https://www.kemkes.go.id/article/view/21022700004/wamenkes-sebut-tugas-contact-tracer-hilangkan-stigma-pengucilan.html

Share this:

About farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Check Also

FDA telah menyetujui 2 metode administrasi baru untuk tablet obat antikejang (ASM) cenobamate (Xcopri; SK Biopharmaceuticals).

Majalah Farmasetika – Obat ini ditujukan untuk pasien dewasa dengan kejang parsial, dan kini obat …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.