Download Majalah Farmasetika
Obat Covid 19 yang ditemukan UNAIR. (Gambar : Unair.ac.id)

Tunggu Izin Edar, Obat Kombinasi Unair Bisa Jadi Obat COVID-19 Pertama di Dunia

Majalah Farmasetika – Seluruh perwira SECAPA AD (1.308 orang) yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19 telah sembuh menurut hasil swab PCR terakhir. Sebanyak 754 orang diantaranya memenuhi kriteria inklusi dan dimasukkan ke dalam uji klinis tahap 3 yang diberikan 3 obat kombinasi COVID-19 untuk pasien yang dirawat tanpa ventilator.

Hal ini diungkap oleh KASAD TNI AD, Jenderal TNI Andika Perkasa dalam pernyataan tertulis dikutip dari kantor berita Antara (15/8/2020).

Tunggu izin edar BPOM

Proyek uji klinis tahap akhir ini dilaksanakan oleh tim gabungan dari Universitas Airlangga (Unair), Badan Intelijen Negara, TNI AD, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM.

“Hari Rabu saya menghadap ketua BPOM itu dalam rangka secara resmi mohon dukungan untuk percepatan izin,” kata Andika seperti dikutip dari liputan6.

Andika menjelaskan, nantinya obat ini diperkirakan akan mendapat subsidi dari pemerintah pada awal peredarannya mengingat kondisi bangsa saat ini yang tengah dilanda pandemi.

“Saya yakin anggaran ini akan diberikan sehingga tidak semata-mata akan dijual begitu saja,” jelasnya.

Menurutnya, proses produksi masal obat COVID-19 ini tidak ada lagi kendala. Semua proses uji klinis telah selesai dilaksanakan. Saat ini hanya tinggal menunggu izin edar dari BPOM.

“Makanya kami sudah langsung akan berbicara rencana produksi. Siapa membuat apa, yang akan membeli bahan baku bagaimana, kemudian anggaran dari pemerintahnya seperti apa,” kata Andika.

Rektor Unair sebut bisa jadi obat COVID-19 pertama di dunia

Rektor Unair, M. Nasih, menuturkan, obat baru ini merupakan hasil kombinasi dari tiga jenis obat. Pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin. Kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycycline. Ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromycin.

Nasih mengatakan kombinasi ini menggunakan rujukan dari berbagai jenis obat tunggal yang dipakai di banyak negara termasuk oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca :  Obat COVID-19 Sirna, Remdesivir Gagal Uji Klinik, Produsen Obat Masih Berharap

Di luar negeri tiga obat itu diberikan satu per satu kepada pasien. Kemudian tiga obat itu dikombinasikan oleh Unair menjadi satu obat.

“Ternyata setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya,” dalam konferensi pers di Mabes TNI AD, Jakarta, Sabtu, 15 Agustus 2020.

“Karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat COVID-19 pertama di dunia,” kata Rektor Unair Prof Mohammad Nasih.

Sumber :

Kasad: Obat COVID-19 Tinggal Menunggu Izin Edar dari BPOM https://www.liputan6.com/news/read/4332074/kasad-obat-covid-19-tinggal-menunggu-izin-edar-dari-bpom

Ekspresi Bahagia KSAD Jenderal Andika Perkasa Secapa 0 Kasus Covid-19 https://video.kompas.com/view/1311312/ekspresi-bahagia-ksad-jenderal-andika-perkasa-secapa-0-kasus-covid-19?clickout=articleplayer

Share this:

About farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Check Also

FDA telah menyetujui 2 metode administrasi baru untuk tablet obat antikejang (ASM) cenobamate (Xcopri; SK Biopharmaceuticals).

Majalah Farmasetika – Obat ini ditujukan untuk pasien dewasa dengan kejang parsial, dan kini obat …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.