Download Majalah Farmasetika

Waspada! Konsumsi Kacang Ini Bisa Jadi Racun Bagi Tubuh

Majalah Farmasetika – Kacang atau bibit yang diperoleh dari tanaman Uci dengan nama latin Lathyrus sativus L ini merupakan jenis kacang polong yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di India Utara dan negara disekitarnya seperti di Etiopia, Afrika Timur, Amerika Selatan.

Kacang ini banyak dikonsumsi karena sanggup tumbuh didalam situasi tanah yang kering dan cuaca yang ekstrim atau didaerah yang memiliki curah hujan yang cukup rendah.

Kacang ini mengandung protein yang bergizi, sehingga sering dijadikan alternatif pangan ketika musim kemarau yang terus menerus.

Biji kering Lathyrus sativus (Wikipedia)

Tapi siapa sangka jika mengkonsumsi kacang ini dalam jumlah besar bisa menyebabkan gangguan bagi tubuh manusia yang bersifat racun (zat oksik).

Hal ini disebabkan karena kandungan Imino-β,β-dipropionitrile (IDPN) yang terdapat pada bibit atau kacang uci ini. Imino-β,β-dipropionitrile (IDPN) disebut juga zat latirogen. IDPN salah satu senyawa kimia yang menjadi penyebab kerusakan pada otak yaitu aksonopati. Zat ini dapat mengakibatkan gangguan penyakit pada manusia ketika dikonsumsi dalam keadaan mentah dan jumlah yang besar disebut Latirisme.

Penyakit latirisme ini terbagi 2 tipe, yaitu neurolatirisme yang menyerang sistem syaraf pada otak yang menyebabkan gejala seperti kejang, membunuh sel sel rambut, gangguan pendengaran, hiperaktif dan dapat menyebabkan gangguan kognitif. Sedangkan tipe yang kedua yaitu osterolatirisme yang menyerang bagian tulang dan pembuluh aorta pada jantung, penderita osteolatirisme ini biasanya mengalami gejala diseksi aneurisma aorta, kelumpuhan dan kepincangan kaki belakang, eksositosis dan hernia pada tulang.

Lalu adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakit latirisme ini?

Sejauh ini belum ada obat yang telah teruji secara klinis pada manusia untuk mengobati penyakit ini, namun telah dilakukan penelitian dengan hewan percobaan ke tikus, bahwa obat Gastrodin bisa meningkatkan fungsi kognitif dan bekerja sebagai neuroprotektif yang disebabkan oleh IDPN, dengan mekanisme kerjanya gastrodin memperbaiki defisit dan konsolidasi memori yang diinduksi oleh IDPN.

SUMBER :

Lambein F, ett al. Toxins in the seedlings of some varieties of grass pea (Lathyrus sativus). Nat Toxins. 1993;1(4):246-9. doi: 10.1002/nt.2620010408. PMID: 8167942.

Yan, Ze-Yi, ett al. Lathyrus sativus (grass pea) and its neurotoxin ODAP, Phytochemistry, Volume 67, Issue 2, 2006, Pages 107-121, ISSN 0031-9422, https://doi.org/10.1016/j.phytochem.2005.10.022.

Wang, Xiaona. Et all. 2016. Gastrodin Attenuates Cognitive Deficits Induced by 3,30 –Iminodipropionitrile. Neurochemical Research; New York Vol. 41, Iss. 6, (Jun 2016): 1401-1409. DOI:10.1007/s11064-016-1845-9

Share this:

About Fidelia Raisa

hallo, saya mahasiswa dari Sekolah Tinggi farmasi Indonesia, sedang menempuh perkuliahan semester 5.

Check Also

FDA Setujui Penggunaan Rybrevant sebagai Pengobatan Tahap Awal untuk NSCLC

Majalah Farmasetika – FDA menyetujui amivantamab-vmjw (Rybrevant, Janssen Biotech Inc) dengan karboplatin dan pemetreksed untuk …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.