Download Majalah Farmasetika

Abdul Rahem : Bersama Kita Hebat, Harus Bersatu Tidak Ada Perpecahan!

Majalah Farmasetika – Dr. apt. Rahem Rahem, M.Kes. menjadi salah satu calon Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) dan memaparkan visi misinya pada acara SINAU ONLINE SERI (SOS) Istimewa dengan Tema “Who will be The Next President of The Indonesian Pharmacist Association” yang dilaksanakan oleh Forum Komunikasi Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (PC IAI) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara daring melalui Zoom dan Youtube PD IAI DIY (18/6/2022).

Visi Abdul Rahem adalah “menjadikan IAI sebagai rumah besar apoteker Indonesia untuk mewujudkan anggota yang bersatu, profesional, bermartabat dan sejahtera”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Pak Rahem merancang beberapa misi, diantaranya:

Mempersatukan

IAI merupakan rumah besar apoteker Indonesia sebagai tempat berhimpun dan memperjuangkan bersama martabat dan kesejateraan anggota. Semua perbedaan adalah sumber kekuatan yang harus dirangkul kembali untuk kejayaan profesi apoteker Indonesia. Menurut Pak Rahem, sebanyak apapun anggota yang IAI miliki, tidak ada artinya tanpa persatuan dan program yang dicanangkan tidak dapat dikembangkan secara efektif. Oleh sebab itu, persatuan dan keseimbangan hak dan kewajiban dari seluruh daerah penting.

Memberdayakan

Memaksimalkan dan mendukung semua upaya dan potensi praktik anggota, baik pelatihan, pendampingan, maupun pembinaan di semua bidang praktik kefarmasian agar berpraktik secara profesional, bermartabat, dan sejahtera.

Melindungi

Memaksimalkan semua potensi advokasi untuk anggota IAI seperti terwujudnya regulasi dan lingkungan praktik apoteker yang sehat, nyaman, dan aman tanpa ancaman kriminalisasi dengan memperjuangkan semua aspek legal hukum kewenangan profesi apoteker. Khususnya disahkannya UU yang melindungi semua aspek profesi dan praktik apoteker Indonesia.

Melayani

Desentralisasi program dan kewenangan PP IAI kepada Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang agar anggota mendapatkan layanan yang mudah dan cepat tanpa beban biaya yang memberatkan, dan memanfaatkan teknologi informasi/aplikasi SIAP dan sarana lain tanpa menghilangkan budaya silaturahmi anggota.

Baca :  Bantu Atasi Pandemi, PP IAI Luncurkan Program Apoteker Pendamping Isoman

Mensejahterakan

Memaksimalkan semua potensi dan sumber daya IAI untuk mendukung praktik apoteker yang mandiri dan berdaya saing tinggi sehingga memiliki value praktik yang besar di semua bidang praktik kefarmasian

Menjaga partisipasi dan prestasi IAI sebagai salah satu leader dan ikon dalam forum internasional

“Saya sangat setuju dengan saran ini, bahwa desentralisasi sangat penting dan pengurus pusat fokus pada kebijakan-kebijakan universal, termasuk salah satunya bagaimana memperjuangkan nasib anggota, memperjuangkan UU perlindungan anggota, termasuk kerjasama internasional. Untuk yang kegiatan sifatnya bisa dilakukan PD dan PC, lebih baik diserahkan kepada PD dan PC. Contoh lainnya adalah pada acara sumpah apoteker, bisa saja diwakilkan oleh PD, agar lebih efisien. Pengurus pusat dapat lebih fokus pada kebijakan universal. Pengurusan SKP juga dapat dilakukan oleh PD asalkan sesuai dengan pedoman-pedoman.” Ujar Abdul Rahem menjelaskan pendapatnya mengenai desentralisasi dalam sesi tanya jawab.

Abdul Rahem membagikan pengalamannya saat menjadi PC dan PD dalam memberlakukan tarif jasa profesi apoteker. Menurutnya hal ini sangat mungkin untuk diberlakukan saat ini. Bahkan, beberapa klien atau pasien sudah terlebih dahulu menanyakan tarif jasa konsultasi dengan apoteker walaupun tidak membeli obat.

Isu program sarjana farmasi juga dibahas dalam tanya jawab calon Ketuan Umum PP IAI. Menurut data APTFI Perguruan Tinggi Farmasi program Sarjana ada 296 dan hanya 54 program profesi, booming Sarjana Farmasi, dan ada beberapa desakan untuk pendirian programa D4 yang dapat masuk ke program profesi. Dalam rangka mengatasi hal tersebut, Pak Rahem memiliki 2 saran. Pertama, pengendalian tumbuhnya S1 farmasi. Advokasi kepada kementrian pendidikan bahwa sekarang S1 farmasi sudah tidak seimbang dengan tingkat pendidikan profesinya. Kedua, memperketat persyaratan untuk pendirian prodi profesi apoteker. Kalau perlu pendampingan universitas yang memiliki prodi sarjana agar dapat membuka prodi profesi.

Baca :  Biaya Layanan Sistem Informasi Apoteker 100 rb/Tahun Diterapkan Januari 2020

Program kerja yang diunggulkan Pak Rahem diantaranya, mempersatukan, memberdayakan anggota, desentralisasi. Semua kegiatan yang dapat dilakukan oleh PD atau PC tidak perlu dilakukan oleh PP. PP memayungi secara keseluruhan program yang besifat general. Terutama perlindungan terhadap eksistensi apoteker dalam menjalankan praktek di masyarakat. Persatuan dapat diwujudkan dengan adanya penyelesaian masalah tanpa ditunda. Terkadang, komunikasi yang diperlukan tidak selalu secara formal melainkan secara informal dan terakomodir.

“Bersama kita hebat, oleh karena itu siapapun pemenangnya, harus bersatu kembali, tidak boleh ada perpecahan. Yang menang merangkul yang kalah, yang kalah harus ikut berpartisipasi dalam membesarkan organisasi mengikuti yang menang” tutup Abdul Rahem.

Sumber: Siapa yg akan memimpin Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) periode 2022-2026

Share this:

About Zahra Yoviani

Check Also

tablet morfin

Menavigasi Siklus Hidup Biosimilar: Pertimbangan Kunci untuk Penghematan Biaya Berkelanjutan

Majalah Farmasetika – Konferensi | Asembia Specialty Pharmacy Summit Dengan 50 produk biosimilar yang disetujui …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.