Download Majalah Farmasetika
apoteker warung biasa
pic : delmargardens.com

Presiden Royal Pharmaceutical Society : “Apotek Tanpa Apoteker adalah Warung Biasa”

Majalah Farmasetika (V1N7-September 2016). Dalam pidatonya di hadapan delegasi konferensi tahunan Royal Pharmaceutical Society, Martin Astbury sebagai presiden lembaga tersebut menekankan pentingnya mempertahankan kualitas pelayanan kefarmasian untuk pasien seiring dengan munculnya beragam teknologi dan aturan-aturan baru.

Royal Pharmaceutical Society (RpharmS atau RPS) adalah lembaga yang bertanggungjawab atas kepemimpinan dan dukungan profesi kefarmasian di Inggris, Skotlandia, dan Wales.

Kemajuan Teknologi Tidak Boleh Hilangkan Peran Apoteker di Pelayanan Kefarmasian

Martin Astbury mengungkapkan lebih lanjut dalam pidato pembukanya di hadapan para delegasi pada konferensi RPS tahunan, 4 September 2016, bahwa kemajuan teknologi  dalam bidang farmasi harus dapat mempertahankan standar pelayanan kefarmasian dan keamanan pasien yang tinggi, serta tidak boleh menghilangkan peran apoteker dari pelayanan kefarmasian.

“Dapatkah kita menggantikan jaringan apotek komunitas dengan operasi semacam Amazon (salah satu situs belanja online terbesar-red.)? Mungkin, tetapi nilai penerimaan layanan dari profesional kesehatan yang ahli akan menjadi hilang. Dalam pandangan saya, hal itu bukan merupakan pemanfaatan teknologi dan profesi secara maksimal.” ujarnya.

Apoteker Menjadi Pengawas Persediaan dan Penjualan Obat di Apotek

Astbury menambahkan bahwa setiap perubahan yang dibuat pada peraturan yang mengatur pengawasan persediaan obat dari apotek harus memastikan bahwa apoteker tetap menjadi pengawas dalam penjualan dan penyediaan obat-obatan.

“Pengawasan penjualan dan persediaan obat-obat wajib apotek dan obat-obat resep akan sangat tidak tepat jika dilakukan oleh siapapun selain apoteker,” ungkapnya.

“RPS meyakini bahwa pemerintah harus mewajibkan keberadaan seorang apoteker di manapun sebuah apotek berdiri. Apotek tanpa apoteker hanyalah sebuah warung biasa.”


Source: Julia Robinson / The Pharmaceutical Journal

Ia juga mengulas kembali keberhasilan apoteker RPS dalam kampanya ‘pelayanan farmasi yang baik’ setelah NHS Inggris (lembaga asuransi kesehatan nasional inggris -red)vmengumumkan investasi senilai 112 juta GBP dalam peran baru apoteker dalam GP surgeries (apoteker terlibat di proses operasi – red) di Inggris awal tahun ini, dan saat ini rencana serupa juga dibuat untuk menempatkan lebih banyak apoteker di dalam GP surgeries di Skotlandia dan Wales.

Baca :  Farmakogenomik Bisa Menjadi Penentu Dosis Resep Masa Depan

Astbury juga mengungkapkan untuk memperbaharui fokus RPS dalam sains, penelitian, dan pendidikan, panduannya akan tersedia untuk anggota-anggota pada area tersebut, meliputi RPS Roadmap, yang akan menetapkan jalur karir profesi kefarmasian, dan sebuah pelayanan pembinaan baru yang akan memandu apoteker melewati berbagai tahap dalam karirnya.

Sumber: http://www.pharmaceutical-journal.com/your-rps/a-pharmacy-without-a-pharmacist-is-a-shop-royal-pharmaceutical-society-president-tells-annual-conference/20201655.article

Share this:

About Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas serta bekerja sebagai staff Quality Assurance di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Check Also

Beasiswa Kuliah Apoteker dari Kalbe 2024 Dibuka

Majalah Farmasetika – Pendaftaran Beasiswa Djitu Profesi dibuka Yayasan Khouw Kalbe hingga 25 Agustus 2024 …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.