Download Majalah Farmasetika

Lumoxiti, Obat Baru untuk Terapi Hairy Cell Leukemia (HCL)

Farmasetika.com – Lumoxiti merupakan salah satu daftar obat baru tahun 2018 yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat yang digunakan sebagai terapi untuk Hairy Cell Leukemia (HCL).

Apa itu Hairy Cell Leukemia (HCL)?

Hairy Cell Leukimia (HCL) merupakan leukemia limfositik kronis, kanker yang dimulai di sumsum tulang. Sumsum tulang membuat terlalu banyak sel B (limfosit), sejenis sel darah putih yang biasanya membantu melawan infeksi. Sel tersebut menginfiltrasi sistem retikuloendotelial dan mengganggu fungsi sumsum tulang, yang mengakibatkan kegagalan sumsum tulang atau pansitopenia. Salah satu karakteristik dari penyakit ini adalah adanya akumulasi dari sel berambut pada sumsum tulang belakang, hati, dan limpa.

Patogenesis Hairy Cell Leukemia (HCL)

Patogenesis penyakit ini diklarifikasi dengan ditemukannya mutasi gen BRAF-V600E, yang secara somatik dan klonal terdapat di hampir semua pasien. Mutasi yang terjadi menyebabkan aktifnya jalur RAF-MEK-ERK. BRAF-V600E membentuk fitur biologis utama HCL, termasuk tanda ekspresi spesifiknya, morfologi berbulu, dan perilaku antiapoptotik. Ekspresi berlebih protein cyclin D1, pengatur siklus sel yang penting, telah diamati pada HCL dan mungkin memainkan peran dalam patogenesis molekuler penyakit.

Penyebab dari penyakit ini masih belum bisa ditentukan, namun beberapa penelitian berpendapat bahwa paparan benzen, insektisida organofosfor, dan pelarut lainnya dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit. Penyebab lainnya adalah adanya paparan radiasi, bahan kimia agrikultural, debu kayu, dan riwayat mononukleosis menular sebelumnya.

Pengobatan HCL di Indonesia

Beberapa obat yang digunakan di Indonesia untuk pengobatan HCL adalah rituximab, cyclophosphamide, doxorubicine, dan cladribine.

  1. Rituximab, merupakan antibodi immunoglobulin G1 (IgG1) κ monoclonal (MoAb) yang menargetkan antigen CD20 yang diekspresikan pada leukemia dan limfoma sel-B ganas.
  2. Cladribine, merupakan purine analog yang digunakan ketika jumlah sel darah menunjukkan penurunan yang berkelanjutan.
  3. Cyclophosphamide, merupakan agen alkilasi sitotoksik yang menghasilkan ion karbonium sangat reaktif yang bereaksi dengan daerah yang kaya elektron rentan molekul, seperti asam nukleat dan protein sehingga dapat menyebabkan kematian pada sel-sel yang membelah dengan cepat dan diikuti dengan pelepasan sitokin-sitokin yang berfungsi sebagai mediator seperti TNF-α, IL-6, dan IL-1.
  4. Doxorubicin, memiliki mekanisme sitotoksik melalui empat mekanisme yaitu penghambatan topoisomerase II, interkalasi DNA sehingga mengakibatkan penghambatan sintesis DNA dan RNA, pengikatan membran sel yang menyebabkan aliran dan transport ion dan pembentukan radikal bebas semiquinon dan radikal bebas oksigen melalui proses yang tergantung besi dan proses reduktif yang diperantarai enzim.
Baca :  GIAPREZA®: Hormon Angiotensin II Sintesis, Terobosan Baru Atasi Syok Septik

FDA setujui Lumoxiti untuk pengobatan HCL

Lumoxiti disetujui untuk digunakan sebagai terapi HCL baru yang sebelumnya telah menerima minimal dua terapi sistemik termasuk pengobatan dengan purin analog nukleosida dan untuk pasien yang tidak memberikan respon pengobatan pada terapi sebelumnya atau pasien yang dengan HCL yang kambuh kembali.

Lumoxiti dengan kandungan zat aktif Moxetumomab Pasudotox-tdfk merupakan obat intravena pertama pada leukemia sel berbulu/HCL yang digunakan untuk pasien lebih dari 20 tahun

Mekanisme Kerja Lumoxiti

Lumoxiti bekerja dengan mengikat CD22 dari antibodi yang menyatu dengan toksin bakteri penyebab apoptosis sel. Uji klinis yang dilakukan dengan metode open-label dari 80 pasien leukemia sel berbulu. Uji ini bertujuan untuk mengukur respon lengkap tahan lama sebagai pemeliharaan remisi hematologi selama lebih dari 180 hari setelah pencapaian respon lengkap. Hasil yang didapat menunjukkan 30% pasien mencapai respon lengkap yang tahan lama dan 75% pasien mencapai tingkat respon keseluruhan.

Penggunaan, Efek samping dan Kontraindikasi

Cara penggunaan Lumoxiti yaitu digunakan secara intravena selama 30 menit dengan 6 siklus dimana 1 siklus diberikan pada hari 1, 3, dan 5 dari 28 hari siklus pengobatan. Selama pengobatan juga perlu meminum sejumlah cairan tambahan seperti susu, air, atau jus hingga 12 gelas sehari dalam 1 siklus pengobatan. Efek samping obat ini yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu Sindrom Kebocoran Kapiler dan Sindrom Uremik Hemolitik. Obat ini memiliki kontraindikasi terhadap pasien dengan masalah ginjal, wanita hamil atau berencana hamil, dan ibu menyusui.

Referensi :

AstraZeneca. 2018. Introduction Lumoxiti [online]. Available online : https://www.lumoxiti.com/patient.html. [Diakses 26 November 2018]

Besa CE. Hairy Cell Leukemia Treatment & Management [online]. Available online : https://emedicine.medscape.com/article/200580-treatment [Diakses pada 26 Januari 2018].

Baca :  Nivolumab, Terapi Imun Baru untuk Kanker Paru-Paru

Bruton L, Lazo JS, and Parker KL. 2005. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th Edition. McGrawHill, Lange.

Chhipa RR, Singh S. 2006. Doxycycline potentiates antitumor effect of cyclophosphamide in mice. Toxicol Appl Pharmacol., 202:268.

Childs AC, Phaneuf SL, Dirks AJ, Phillips T and Leeuwenburgh. 2002. Doxorubicin Treatment in Vivo Causes Cytochrome-C Release and Cardiomyocyte Apoptosis, As Well As Increased Mitochondrial Efficiency, Superoxide Dismutase Activity, and Bcl-2:Bax Ratio. Cancer Research, 62:4592-4598.

Drug Development Technology. 2018. Lumoxiti (Moxetumomab pasudotox –tdfk) for the Treatment of Hairy Cell Leukaemia [online]. Available online : https://www.drugdevelopment-technology.com/projects/moxetumomab-pasudotox-hairy-cell-leukaemia/. [Diakses 26 November 2018].

Drugs.com. 2018. Lumoxiti Approval History [online]. Available online : https://www.drugs.com/history/lumoxiti.html. [Diakses 26 November 2018].

Einfield DA, Brown JP, Valentine MA. 1988. Molecular cloning of the human B cell CD20 receptor predicts a hydrophobic protein with multiple transmembrane domains. EMBO J., 7: 711-717.

Panigrahy, Suchitra KU, Jatawa, Suresh, Tiwari A. 2011. Therapeutic use of cyclophosphamide and its cytotoxic action : A challenge for researchers. Journal of Pharmacy Research, 4(8) : 2755-2757.

Reff ME, Carner C, Chambers KS. 1994. Depletion of B cells in vivo by a chimeric mouse human monoclonal antibody to CD20. Blood., 83: 435-445.

Robbins BA, Ellison DJ, Spinosa JC. 1993. Diagnostic application of two-color flow cytometry in 161 cases of hairy cell leukemia. Blood., 82: 1277-1287.

Penulis : Luthfi Utami, Zafira Zahrah, Orin Tri Wulan, Rieda Nurwulan, Almira Tsaniya Gita, Vani Rahmasari, Cindi M. Sofyani (Program Studi Sarjana Farmasi, Angkatan 2015-Universitas Padjadjaran)

Share this:

About Luthfi Utami S.

Mahasiswa Program Studi Sarjana Farmasi, Angkatan 2015-Universitas Padjadjaran

Check Also

Pengobatan Tradisional Cina Mengurangi Risiko Perkembangan Diabetes pada Penderita Prediabetes

Majalah Farmasetika – Toleransi glukosa yang terganggu adalah faktor risiko signifikan untuk mengembangkan diabetes. Butiran …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.