Suplemen ternyata dapat memainkan peran dalam mengobati cedera otak traumatis (Traumatic Brain Injury/TBI).
Otak manusia dilindungi dengan baik oleh meninges dan juga tengkorak. Ketika cedera fisik eksternal mengenai kepala, meninges tidak bisa lagi melindungi otak dan jaringan didalam tengkorak.
Dokter sering menggunakan analogi telur untuk menjelaskan kepada pasien bagaimana kerusakan terjadi. Shell (tempurung kepala) mungkin utuh, tetapi cedera fisik keras merusak cairan kuning (otak) di dalam putih telur (cairan tulang belakang otak).
Dalam istilah klinis, jelas bahwa TBI menyebabkan excitotoxicity, stres oksidatif, edema, peradangan saraf, dan kematian sel.
Pendekatan kuratif saja tidak cukup, sehingga terapi kombinasi saat ini mulai digunakan. Pendekatan Polymedicine dirancang untuk mengatasi berbagai jenis cedera primer dan sekunder yang terjadi secara bersamaan di otak yang rusak.
Mengatasi cedera primer tidak cukup, karena cedera kaskade sekunder menyebabkan kerusakan besar.
Vitamin, mineral, dan nutrisi dapat melengkapi terapi lain TBI, dan tim peneliti dari Southern Illinois University mengeksplorasi kemungkinan ini secara komprehensif dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal Brain Research, pada Juni 2016.
Para peneliti mencatat bahwa banyak nutraceuticals disetujui FDA memiliki keuntungan dari toksisitas rendah dan beberapa interaksinya. Mereka secara khusus mengulas vitamin (B2, B3, B6, B9, C, D, dan E), obat-obatan herbal (ginseng, Ginkgo biloba), flavonoid, dan zat gizi lainnya (magnesium, seng, karnitin, omega-3 asam lemak).
Nicotinamide, magnesium, flavonoid, dan asam lemak omega-3 ternyata memiliki efek paling potensial dalam terapi TBI.
Para peneliti mencatat 4 temuan sebagai berikut tentang bagaimana vitamin dan nutraceuticals bisa membantu mengobati TBI:
- Nicotinamide memiliki kemampuan untuk mendukung produksi energi, menghambat proses seluler yang menunda perbaikan, dan mengurangi radikal bebas saraf.
- Magnesium diduga menurunkan excitotoxicity.
- Flavonoid memiliki antioksidan yang kuat, anti-inflamasi, dan merangsang faktor pertumbuhan.
- Asam lemak Omega-3 mempengaruhi beberapa titik (termasuk sinyal inflamasi dan plastisitas seluler) di masa injury kaskade sekunder.
Para penulis studi menekankan bahwa vitamin dan nutraceuticals tidak mungkin memiliki efek terlihat ketika dikelola sendiri, tetapi sebagai bagian dari pendekatan polymedicine sebagai pelengkap perawatan lain.
Sumber : http://www.pharmacytimes.com/resource-centers/vitamins-supplements/4-ways-vitamins-could-help-treat-traumatic-brain-injury