Download Majalah Farmasetika

Usia lanjut, Komorbid dan Laki-laki Lebih Rentan Terinfeksi COVID-19 di Indonesia

Majalah Farmasetika – Berdasarkan studi terbaru di Indonesia, data kasus positif COVID-19 (coronavirus diesease 2019) menunjukkan bahwa usia lanjut, laki-laki dan pasien komorbid lebih mudah terinfeksi oleh virus SARS-CoV-2.

Studi terbaru ini merupakan studi pendahuluan atau preliminary study mengenai gambaran kasus COVID-19 di Indonesia yang dilakukan oleh sejumlah staf dari Departemen Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Hasil studinya berhasil dipublikasikan sebagai letter to editor pada jurnal internasional “New Microbes and New Infections” bulan September 2020.

Para staf yang terlibat dalam pembuatan preliminary study ini adalah dr. Fera Ibrahim, M.Sc., Ph.D., Sp.MK(K); Prof. dr. Pratiwi Sudarmono, Ph.D., Sp.MK(K); dr. Yulia Rosa Saharman, Sp.MK(K); dan dr. A. Natasha.

Laboratorium Mikrobiologi Klinik FK Universitas Indonesia sebagai salah satu laboratorium rujukan spesimen COVID-19 yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah, telah menerima 4167 spesimen dalam rentang waktu Maret-April 2020 dengan 582 spesimen menunjukkan hasil positif sehingga dapat disimpulkan angka positivity rate sebesar 12,6%.

Berdasarkan data demografinya, rata-rata usia pasien yang positif COVID-19 adalah 44,5 tahun dengan range usia 2-85 tahun dan 59% pasien berjenis kelamin laki-laki. Sekitar 17% pasien memiliki komorbid (penyakit penyerta), terbanyak adalah penyakit kardiovaskular (58%) dan diabetes (37%). Rata-rata usia pasien positif COVID-19 yang ditemukan pada studi ini menyerupai data kasus dari Singapura (42,5 tahun), tetapi lebih muda dibandingkan data dari Wuhan (55,5 tahun). Namun, temuan bahwa jenis kelamin laki-laki dan penyakit kardiovaskular merupakan komorbid COVID-19 sejalan dengan laporan dari negara lain. Selain itu, 8% pasien positif COVID-19 berprofesi sebagai tenaga kesehatan.

Temuan menarik lain dari studi ini adalah sekitar 22% pasien positif COVID-19 ternyata asimptomatik atau tanpa gejala dan 34% bergejala ringan. Sisanya, yaitu 44% bergejala sedang hingga berat. Studi ini juga menunjukkan, meskipun gejala pernapasan identik dengan kasus COVID-19 (ditemukan pada 73% kasus), tidak menutup kemungkinan pasien COVID-19 datang dengan gejala tidak spesifik, seperti keluhan gastrointestinal, letargi dan sakit kepala. Hal ini tentu patut menjadi perhatian karena berkaitan dengan risiko transmisi.

Baca :  Astra Zeneca Hentikan Uji Klinik Vaksin COVID-19 karena Efek Samping

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menyambut baik studi ini dan secara khusus menyampaikan apresiasinya kepada para peneliti.

“Data preliminary study yang dibuat oleh Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI ini sangat penting untuk diketahui oleh peneliti nasional dan internasional. Data ini merupakan gambaran kasus COVID-19 di Indonesia dari satu lab rujukan. Harapannya data ini dapat menjadi rujukan bagi mereka yang sedang menyusun case report, original article, atau review article terkait COVID-19,” tutur Prof. Ari dikutip dari situs idionline (7/9/2020).

Sumber : “Preliminary Study Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI: 8 dari 100 pasien tenaga medis, hanya 2 dari 10 tanpa gejala, 4 dari 10 pasien gejala sedang dan berat range umur 2-85 tahun” http://www.idionline.org/berita/preliminary-study-departemen-mikrobiologi-klinik-fkui-8-dari-100-pasien-tenaga-medis-hanya-2-dari-10-tanpa-gejala-4-dari-10-pasien-gejala-sedang-dan-berat-range-umur-2-85-tahun/

Share this:

About farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Check Also

Hubungan Signifikan Antara Insomnia dan Kekambuhan Atrial Fibrilasi Jangka Panjang Setelah Ablasi Radiofrekuensi

Majalah Farmasetika – Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.