Download Majalah Farmasetika

Kelola Persediaan Gudang Industri Farmasi dengan RFID

Majalah Farmasetika – Dalam beberapa tahun terakhir ini teknologi identifikasi berbasis frekuensi radio (Radio Frequency Identification) berkembang dengan pesat. Hal ini didorong dengan adanya kebutuhan yang besar dari penggunaan teknologi untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Radio Frequensi Identification (RFID) sudah banyak digunakan pada pabrik dan sangat bermanfaat untuk mendukung rantai manajemen dan pengendalian persediaan (Rusito dan Fathony, 2019).

Warehouse atau gudang barang merupakan salah satu komponen krusial pada rantai pasok. Keberadaannya sangat penting dalam hal pengadaan, produksi dan distribusi barang. Oleh karena itu, warehouse perlu didesain sedemikian rupa mengikuti dengan kebutuhan rantai pasok (Rushton et al., 2014). Untuk mendukung desainnya, dibutuhkan ilmu pengelolaan barang yang baik. Ilmu tersebut umumnya disebut sebagai manajemen pergudangan yang mana berhubungan erat dengan pengaturan proses keluar masuknya barang, administrasi barang, inventory aktiva lancar, serta pemeriksaan dan pengisian ulang barang di Gudang (Pitoy et al., 2020). Sebuah sistem mengenai manajemen pergudangan yang dapat mengatur segala kegiatan pergudangan tersebut adalah Warehouse Management System (WMS) (Yanuar dan Rahmatulah, 2019). Tujuan penerapan sistem ini selain dalam hal mengontrol penyimpanan dan pengiriman persedian adalah untuk memastikan keakuratan data persediaan barang yang ada pada gudang (Putri dan Nurcaya, 2019). Meskipun begitu, mengingat werehouse merupakan tempat yang besar, sangatlah mungkin jika pegawai melakukan kesalahan pencatatan akibat dari kurangnya ketelitian (human error) dalam mengelola warehouse. Hal tersebut dapat menimbulkan banyak hambatan seperti sulitnya proses pengaturan barang dalam jumlah besar diiringi permintaan pelanggang yang terus meningkat. Selain itu perbedaan jumlah stok antara jumlah actual dengan jumlah stok pada sistem juga bisa menjadi masalah. Adapun masalah lain dari segi mobilitas sering ada kendala dalam pemantauan barang realtime dan dimanapun mengingat semua pemantauan umumnya dilakukan menggunakan komputer sehingga sulit dilakukan pemantauan berkala
(Syahruddin, 2016).

Sebuah teknologi bernama RFID dimanfaatkan untuk dapat mendukung sistem pergudangan secara real time (Detasari et al., 2020). Teknologi ini bekerja dengan menggunakan frekuensi radio yang membawa informasi barang (Arifianto, 2021). RFID mempunyai beberapa keuntungan yang utama melebihi sistem barcode yaitu kemungkinan data dapat di baca secara otomatis tanpa memperhatikan garis arah pembacaan, melewati bahan non konduktor seperti karton kertas dengan kecepatan akses beberapa ratus tag per detik pada jarak beberapa (+100) meter (Rusito dan Fathony, 2019).

RFID dibutuhkan sebagai kode paling akurat untuk menyatakan keadaan suatu barang, dan teknologi ini sudah banyak diaplikasikan untuk inventaris barang pada sistem gudang dengan dikombinasikan dengan perangkat lunak yang berfungsi sebagai media penyimpan data yang telah dibaca oleh RFID reader. Pembacaan data rfid tag tidak perlu melakukan kontak langsung dengan reader, tetapi hanya cukup mendekatkan reader ke RFID tag dengan rata-rata pembacaan 8-12 cm sehingga metode RFID ini membuat proses inventarisasi menjadi lebih singkat. Maka muncul permasalahan ketika penyimpanan barang berskala besar seperti pada large warehouse, yang membutuhkan waktu lama untuk memeriksa ketersediaan barang dan keakuratan antara data dan barang penyimpanan (Vats, 2017).

Apa itu RFID?

Teknologi Radio-Frequency Identification (RFID) adalah teknologi sensor nirkabel yang didasarkan pada pendeteksian sinyal elektromagnetik. Pada sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag membawa dapat membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID, sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan (Detasari et al., 2020).

Baca :  Masa Depan Kompetensi Apoteker di Industri Farmasi di Era BPJS dan MEA dibahas dalam Seminar dan Workshop Farmasi Industri 2017

Komponen RFID

Sistem RFID terdiri dari empat komponen, di antaranya:

  1. Tag (Transponder) → menyimpan informasi untuk identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder.
  2. Antena → mentransmisikan sinyal frekuensi radio antara pembaca RFID dengan tag RFID.
  3. Reader (Interrogator) → kompatibel dengan tag RFID yang akan berkomunikasi secara wireless dengan tag.
  4. Software Aplikasi → aplikasi pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik (Yoanda, 2017).

Pembagian sistem RFID berdasarkan frekuensi

  1. Sistem RFID frekuensi rendah (Low Frequency RFID) → dapat berkisar dari 30 hingga 500kHz tetapi sering kali berada di sekitar 125kHZ. Sistem ini sering kali memiliki rentang transmisi terpendek sehingga ideal untuk proses penggunaan dan tidak sulit untuk mendekati item yang perlu pindai.
  2. Sistem RFID frekuensi tinggi (High Frequency RFID) → berkisar dari 3 hingga 30MHz. Sistem ini menawarkan kecepatan transfer yang lebih tinggi untuk lebih banyak data.
  3. Sistem RFID frekuensi ultra tinggi (Ultrahigh Frequency RFID) → berkisar dari 300 hingga 960MHz. Tingkat frekuensi yang lebih tinggi dapat dengan mudah mentransfer data dalam jumlah besar dari jarak hingga 25 kaki.
  4. Sistem RFID microwave → Sistem ini hanya dapat digunakan dalam aplikasi tertentu. Tingkat frekuensi dapat mencapai 2.45GHz, receiver dapat membaca tag dari jarak lebih dari 30 kaki.
    (Ward dan Kranenburg, 2006).

Kelebihan dan Kekurangan RFID pada Sistem Manajemen Gudang

RFID memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

  • Data yang dapat ditampung lebih banyak daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte).
  • Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana.
  • Bentuk dan design yang flexibel sehingga sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID dapat dibuat dari tinta khusus.
  • Pembacaan informasi sangat mudah, karena bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada barcode, magnetik, dan lain-lain.
  • Jarak pembacaan yang flexibel bergantung pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan. Seperti contoh autopayment pada jalan tol, penghitungan stok pada ban berjalan, access gate
  • Kecepatan dalam pembacaan data.

b. Kelemahan

  • Akan terjadi kekacauan informasi jika terdapat lebih daripada 1 chip RFID melalui 1 alat pembaca secara bersamaan, karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang diterima oleh pembaca (kendala ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan penerimaan data sehingga chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai data yang berikutnya)
  • Jika terdapat frekuensi overlap (dua frekuensi dari pembaca berada dalam satu area) dapat memberikan informasi data yang salah pada komputer/pengolah data sehingga tingkat akuransi akan berkurang (permasalahan ini dipecahkan dengan cara pengimplementasian alat deteksi tabrakan frekuensi atau menata peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan)
  • Gangguan akan terjadi jika terdapat freq lain yang dipancarkan oleh peralatan lainnya yang bukan diperuntukkan untuk RFID, sehingga chip akan merespon frekuensi tersebut (frekuensi Wifi, handphone, radio pemancar, dan lain-lain)
    (Rivaldo et al., 2020).
Baca :  6 Cara untuk Mengurangi 'Human Error' di Industri Farmasi

Manfaat utama RFID dalam Sistem Manajemen Gudang

  1. Berhubungan dengan lingkungan bisnis, yaitu dapat mengetahui dengan tepat apa dan di mana persediaan berada, sehingga mengurangi stok barang yang habis karena gambaran waktu nyata gudang yang lebih akurat tersedia di fasilitas.
  2. Mengurangi biaya tenaga kerja dengan mengurangi tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelacakan dan manajemen gudang.
  3. Pengurangan kesalahan entri pesanan (kurang intervensi manual) dan peningkatan produktivitas karyawan.
  4. Mengurangi tingkat persediaan stok dan persyaratan ruang gudang terkait.
  5. Memberikan informasi yang diperlukan untuk menerapkan manajemen persediaan first-in first out (FIFO) atau last-in first out (LIFO) yang berdampak positif secara signifikan terhadap analisis profitabilitas.
  6. Akses instan ke database pesanan memberikan visibilitas di tempat yang diperlukan untuk melakukan cross dock material yang masuk untuk pengiriman segera untuk memenuhi pesanan pelanggan.
  7. Pemindaian cepat dari tag RFID memberikan verifikasi instan bahwa item yang tepat telah diambil, dan item tersebut langsung dipotong dari inventaris. (Sucianto et al., 2022).

Kesimpulan

Melihat dari manfaat yang dapat diberikan oleh RFID, teknologi ini sangat baik untuk diterapkan dalam warehouse management system agar memudahkan pekerjaan dan memungkinkan seseorang dapat memantau jumlah ketersediaan barang dimana saja meskipun sedang tidak berada di area gudang.

Sumber

Arifianto, T., D.B. Setyawan and Sunaryo. 2021. Penggunaan RFID (Radio Frequency Identification) CT-1809 untuk Prototype Pendeteksi Sarana Berbasis Arduino Uno. JTECE. Vol.3(2)

Detasari, D.A., A.Y. Ridwan and B. Santosa. 2020. Perancangan Sistem Real Time Monitoring Stock Berbasis Teknologi Rfid (Studi Kasus Di Pt Tmmin Plant Sunter 1). e-Proceeding of Engineering. Vol.7(2): 6165-6167.

Pitoy, H.W.W., A.B.H. Jan and J.S.B. Sumarauw. 2020. Analisis Manajemen Pergudangan pada Gudang Paris Superstore Kotamobagu. Jurnal EMBA. Vol.8(3): 253-254.

Putri, A., N. Nurcaya. 2019. Penerapan Warehouse Management System pada Pt Uniplastindo Interbuana Bali. E-Jurnal Manajemen. Vol. 8(12): 7217-7218

Rusito dan M. Fathony. 2019. Pengembangan Sistem Inventori dengan Metode Trend Moment Untuk Optimalisasi Persediaan Gudang Menggunakan Teknologi RFID. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Vol. 6(5).

Rushton A., P. Crouscher and P. Baker. 2014. Warehousing and storage, The Handbook of Logistics and Distribution Management, 5th Edition. United Kingdom: Kogan Page.

Sucianto, M., C.I. Gosal., E.A. Lisangan. 2022. Perancangan Prototipe Sistem Kelola Gudang Menggunakan RFID Berbasis Android. KONSTELASI: Konvergensi Teknologi dan Sistem Informasi. Vol.2(2): 366-375.

Syahruddin. 2016. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Selisih Jumlah Stok Suku Cadang di Gudang Bengkel Perawatan Alat Berat PT. “X”,” Jurnal Teknologi Terpadu. Vol.4(1): 42-45.

Vats, P. 2017. Application of RFID Technology for Enhancing an Inventory Management System. IJETSR. Vol.4(10).

Ward, M dan R. van Kranenburg. 2006. RFID: Frequency, standards, adoption and innovation. JISC Technology and Standards Watch.

Yanuar, A., M. Rahmatulah. 2019. Analisa dan Perancangan Warehouse Management System (Wms) pada Ukm Online. Jurnal Logidtik Bisnis. Vol. 9(2): 83-84.

Yoanda, S. 2017. Peningkatan Layanan Perpustakaan Melalui Teknologi RFID.

Share this:

About Khalisha Qintara

Check Also

Viral! Petugas Cleaning Service Nekat Meracik Obat untuk Pasien di RSUD Ryacudu, 7 Orang Diperiksa Inspektorat

Majalah Farmasetika – Seorang petugas cleaning service di RSUD Ryacudu, Kotabumi, Lampung Utara, mendadak viral …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.