Download Majalah Farmasetika

Hindari Jadi Kelinci Percobaan Vaksin Asing, Eijkman Buat Vaksin COVID-19 Sendiri

Majalah Farmasetika – Lembaga Biologi Molekuler Eijkman tengah mempersiapkan uji pre klinik vaksin COVID-19 buatan anak negri yang sementara diberi label vaksin merah putih. Sementara itu, saat ini sedang memulai rekrutmen relawan untuk uji klinik kandidat vaksin asal Cina, Sinovac.

Lembaga Eijkman adalah lembaga penelitian biologi molekuler berstatus satuan kerja di bawah naungan Kemenristek-BRIN yang akan bekerjasama dengan BUMN Bio Farma untuk skala produksinya setelah uji klinik berhasil.

Kepala Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, berbicara terkait rencana produksi masal vaksin COVID-19 karya anak bangsa untuk seluruh warga negara Indonesia.

“Tahapan pertama kita siapkan antigen, dalam 2 bulan kita lakukan uji ke hewan untuk mengetahui efek imunitas, jika berhasil bibit vaksin diserahkan ke industri di awal tahun depan, dan waktu enam bulan berikutnya, diharapkan bisa dilakukan uji klinik 1,2,3. Sehingga jika hasilnya bagus, akhir 2021 kita sudah bisa menyediakan untuk masyarakat” ujar Prof. Amin dikutip dari wawancara VoA Indonesia (27/7/2020).

Prof. Amin menambahkan untuk penduduk Indonesia sejumlah 260 juta jiwa, dengan asumsi 70% akan di vaksinasi, maka membutuhkan 175 juta dosis, untuk 2 kali penggunaan berarti membutuhkan 350 juta dosis vaksin.

“Kalo kita harus beli dari luar negeri, belum tentu bisa langsung memberikan 350 juta dosis. Bila Indonesia diberikan 1 juta dosis/minggu, maka diperlukan 350 minggu atau 7 tahun” papar Prof. Amin.

Disinggung vaksin dari Sinovac yang akan dilakukan uji klinik di Indonesia, Prof. Amin menyatakan Indonesia jangan mau menjadi kelinci percobaan pihak asing.

“Jangan sampai kita dijadikan pasar, artinya vaksin sudah jadi, kita disuruh beli dan pakai. Padahal efikasinya belum diuji. Belum tentu vaksin sesuai dengan virus yang beredar di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan uji klinik yang terdisain baik sesuai protokol BPOM” ujarnya.

Baca :  Kombinasi Obat Lopinavir / Ritonavir, Ribavirin dan Interferon Beta-1b Untuk COVID-19

Prof. Amin tekankan pentingnya transfer pengetahuan dan teknologi.

“Jadi kalo ada produsen vaksin yang memiliki teknologi lebih advance, sebaiknya kita dibagi tidak hanya sebagai objek saja” tutupnya.

Sumber :

Share this:

About farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Check Also

Apakah Profesi Apoteker Akan Usang di Masa Depan Tergantikan oleh Artificial Intelligent? Mari Menyingkap Fakta

Majalah Farmasetika – Perkembangan teknologi yang pesat, terutama kecerdasan buatan (AI) dan robotika, telah menimbulkan …

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.